Senin, 22 November 2010

Seminar TII di Cirebon






SEMINAR SOSIALISASI INDEKS PERSEPSI KORUPSI TAHUN 2010
TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA (TII)
CIREBON, SENIN 22 NOVEMBER 2010

NARA SUMBER : REZKY WIBOWO
TRI RADITO WIDIHANTO
SOENOTO
MODERATOR : NURUL HUDA
MC : KURNIAWAN T ARIEF
PELAKSANA : MONDI SUHERMAN
NOTULEN : DADANG KUSNANDAR

ACARA DIBUKA DENGAN SAMBUTAN WALIKOTA CIREBON YANG DIBACAKAN OLEH NURSIWAN SH, ASISTEN ADMNISTRASI UMUM PEMERINTAH KOTA CIREBON
SEMINAR MULAI PUKUL 13.15 WIB

PENGANTAR MODERATOR : Yang penting saya tidak (korupsi) kata Walikota Cirebon, sebagaimana dikutip Harian Umum Radar Cirebon.

REZKY WIBOWO :
Wibowo mengawali dengan cerita rumors tentang bagaimana cara korupsi yang baik. Eropa : korupsi 20%, hadirin tepuk tangan. Indonesia : korupsi 70%, Afrika : diam.......
Informasi DASAR : IPK instrumen pengukuran korupsi di kota2 Indonesia, berdasarkan survei persepsi thd responden dari latar belakang pelaku bisnis, mengeluarkan IPK Indonesia tiap 2 tahun sejak 2004, tahun ini merupakan peluncuran ke empat kalinya.
Korupsi bersifat gradual, bila disurvei tiap tahun kurang dapat memperoleh angka signifikan juga mengingat sedikitnya aparatus TII.
ICW memilih kasus per kasus. TII mempromosikan tata kelola pemerintah (good governance). Korupsi bukan hanya problem kepalada daerah tetapi sesuatu yang buruk dan jadi masalah bersama. Korupsi tumbuh subur di tempat dengan SDA tinggi. Pekanbaru Riau tempat paling korup di Indonesia. 380 kabupaten di Indonesia bisa berlangsung korupsi pada tiap kali pilkada, pemilu legislatif......korupsi politik semakin meraja.
Korupsi politik dekat sekali dengan Korupsi Birokrasi.

IPK INDONESIA 2010
Dilakukan thd 50 kota di Indonesia berdasarkan survei penyalahgunaan wewenang publik untuk kepentingan pribadi, berupa suap, gratifikasi, pemerasan, dan konflik kepentingan.

Responden Survei : Perusahaan Besar (22%), Pengusaha Menengah, dan Pengusaha Kecil.
Denpasar Bali tahun 2010 menduduki ranking kesatu, disusul Tegal, Solo, Yogyakarta, dan Manokwari sebagai kota/ kabupaten dengan skor IPK tertinggi.
Cirebon ada di no urut 49 dari 50 kota yang disurvei dengan IPK 3,61 sedangkan batas minimal IPK 5,0

Sulit mempertahankan persepsi masyarakat tentang korupsi di wilayahnya, tetapi ada perbaikan signifikan dalam satu tahun terakhir dalam hal tata kelola kota. Rezky juga menyinggung masalah2 dalam melaksnakan bisnis di Indonesia.
IPK dimanfaatkan sebagai indikator menentukan prioritas pemberantasan korupsi, mengapresiasi kerja keras pemda kota yang mencapai skor tinggi.

SOENOTO

3 Kategori Korupsi : Korupsi Kebijakan, Korupsi Pemahaman, Korupsi Ecek-ecek
Mengutip Al-Baqarah ayat 41 tentang janganlah menjual ayat Allah dengan harga sedikit (baca: korupsi).

Tanpa data dan angka pun korupsi di Indonesia sangat kentara. That is the recognation to me and us, salah satu contoh korupsi pemahaman.

Soenoto menganalogi korupsi di Indonesia dengan dialog Malaikat Mikail dan Izroil, melemparkan sumber korupsi ke Indonesia karena Sila 1 Pancasila berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa.

Bencana besar bagi bangsa ketika pemimpin tidak kualitatif. Indonesia negara yang paling subur SDA-nya tetapi paling korup, Cirebon kota wali ternyata paling korup (berdasar survei TII).

Hukum tertinggi adalah keselamatan rakyat.What will we do? Kehidupan beragama yang subur di Indonesia tidak memperbaiki tingkat tata kelola pemerintah yang baik.

Sejahtera : aman, adil, berkemakmuran. Definisi ini jangan didistori pada pemahaman lain karena tergolong korupsi pemahaman.

PNS kalau hanya mampu membeli sebuah mobil maka jangan beli mobil kedua dst tetapi wujudkan kesejahteraan rakyat. SDA Indonesia dapat bocoran dari surga, Korupsi Indonesia bocoran dari neraka.

Mulailah dari yang kecil dan sekarang.
Langkah memberantas korupsi : Ladang korupsi diminimalisir, persempit ladang korupsi, lakukan punishment.

TRI RADITO WIDIHANTO

Evaluasi Kinerja IPK Indonesia Sebagai Alat Ukur Keberhasilan Pemberantasan Korupsi, malah berakibat penolakan di berbagai daerah. Komitmen kepala daerah sangat menentukan dalam peningkatan IPK. Pergantian pimpinan belum menjamin berlangsungnya peningkatan IPK karena sistem tidak dibangun.
Komitmen, Sistem ...........KORUPSI

Kesulitan utama Pemberantasan Korupsi : Menterjemahkan IPK 50 kota hasil temuan TII dalam langkah riil.
(Kembali ke data yang dipublish Kompas 6 November 2010)

Introspeksi Korupsi : (1) kinerja kota, (2) persepsi korupsi dan keseriusan tindakan kasus korupsi, (3) peta kinerja kota sebagai refleksi pemerintahan secara utuh.
Upaya Pemberantasan Korupsi : Reformasi Birokrasi, Integritas, Tata Pemerintahan yang Baik, Ratifikasi UNCAC dan Inpres 5/2004 tentang Percepatatan Pemberantasan Korupsi.

Reformasi Birokrasi belum berhasil di Indonesia, Integritas tidak mengakar pada institusi negara karena hanya menilai integritas secara seremonial, Uzbekistan dan New Zeland akan jadi “pengawas” korupsi di Indonesia berdasar ratifikasi UNCAC.
Kesulitan pemerintah memberantas korupsi adalah membangun sistem yang anti korupsi!
Kendala Pemberantasan Korupsi : Mengubah mindset dan cultural set, bidang hukum yang belum berubah, lemahnya komitmen pimpinan, dan perbedaan persepsi korupsi dan diskriminatif perlakuan terhadap perilaku tindak korupsi.

Korupsi di bidang hukum dan politik lebih banyak terjadi di Indonesia sebagai akibat pemilu legislatif dan pilkada. Ada korelasi antara peta laporan pemerintah dan hasil survei TII tentang IPK 50 kota di Indonesia.

Birokrasi juga ingin membenahi diri, tetapi pimpinan tidak memberi jalan keluar untuk secara sungguh-sungguh memberantas korupsi di Indonesia.
UNCAC tidak ditandatangani Singapura, padahal banyak koruptor Indonesia menyimpan uangnya di sana, sementara Singapura dianggap negara yang bersih dari tindakan korupsi.

SESSI DIALOG
1. Hidayat, Untag
Penanggulangan Korupsi menurut Arbi Sanit dan Dadang Hawari, hukum sudah mereformasi dirinya. Korupsi harus ditanggulangi. KPK = Komisi Penanggulangan Korupsi( bukan Pemberantasan).

2. Sabar Simamora, Pemkot Cirebon
10 perijinan di Kota Cirebon tengah dilakukan. “Dilarang Korupsi di Birokasi. Awas Terali Besi”, slogan kantor perinjinan. “Jangan bawa uang dusta kepada anak istri Anda”. Belum satu perahu untuk masalah korupsi. Korupsi terjadi di tingkat birokrasi, pengusaha, pelaku bisnis, dan lain-lain. Sosiologis masyarakat Cirbebon, apakah yang disurvei tahun 2010 ini? Kebijakan pemkot sudah jelas, korupsi harus diberantas. Saya bukan membela kepentingan pemerintah. Tapi tahun berikutnya agar TII melakukan survei yang benar.
Tidak setuju PNS tidak boleh punya mobil.

3. Abdul Rozak, Ketua Dewan Pendidikan Kota Cirebon
Responden hasil survei TII adalah pengusaha, jadi guru atau dunia pendidikan tidak perlu risau atas blow up media massa tentang Cirebon kota paling korup dari 50 kota yang disurvei. Saya mengapresiasi hasil survei TII tetapi akan lebih hebat apabila ditindaklanjuti dengan perbuatan nyata.
Rekrutmen pegawai, peningkatan kenaikan jabatan, dsb pasti butuh dana (ini harus dibenahi), banyak guru yang belum selesai mengurus sertifikasi, bagaimana jika TII mengangkat kendala yang terjadi di dunia pendidikan.


REZKY :
1. Survei untuk masyarakat biasa, semua responden terlibat. Tahun lalu yang paling korup Kepolisian, Parlemen dan Partai Politik. Biaya Operasional Sekolah (BOS) di dunia pendidikan diurus ICW sementara TII mengurus perubahan sistem tata kelola pemerintahan. Pola rekrutmen, insentif pegawai, dan kenaikan jabatan di Indonesia SALAH maka benahi sistemnya.
2. Persepsi korupsi masih berupa afirmasi (perkiraan). Bea Cukai 2 tahun lalu sebagai salah satu institusi paling korup di Indonesia, padahal reformasi bea cukai sedang digalakkan oleh Menkeu (saat itu) Sri Mulyani, namun reformasi bea cukai tidak disosialisasikan dengan baik. Publik akan memberi kontrol dan penilaian terhadap kinerja pemerintahan Kota.
3. Transparansi adalah kunci keberhasilan meningkatkan IPK kota/ kabupaten.
4. Orang ingin menari Tango tidak mungkin sendiri. Begitu pula korupsi tidak bisa dilakukan sendiri.
SOENOTO :
1. Perjelas responden yang disurvei TII agar tidak bias. Parameter survei TII harus jelas, jangan hanya berupa angka kualitatif. Ukurannya moral, dan TII bekerja untuk usaha pencegahan (preventif) terhadap tindak korupsi. Rakyat menghendaki : What next? Sampaikan kepada Subardi agar sering brainstorming menyangkut masalah pemerintahan dsb.
2. 70 ribu KK di Cirebon, 15 ribu KK miskin....bila satu orang mampu mengangkat satu orang miskin dapat membantu mengentaskan kemiskinan kota. TII harus mempelopori tindakan nyata, jangan hanya jadi Malaikat Pencatat. Perlu keteladanan seorang pemimpin. Lingkaran itu besar atau kecil adalah 360 derajat, absolut.....artinya adahari yang absolut di akhir dunia.
3. Tiap sen rupiah rakyat harus memberi manfaat, korupsi dapat diminimalisir.
TRI RADITO WIBOWO meluruskan bahwa PNS boleh punya mobil.
DIALOG 4 Cecep Suhardiman DPRD Kota Cirebon
Memulai dari diri kita sendiri untuk memberantas korupsi, setidaknya untuk meminimalisir korupsi.
DIALOG 5 Subur Karsa : Perlukah ada orang yang dipenjara karena korupsi?
DIALOG 6 Rangga Gemos Cirebon : Apa yang dilakukan Tegal sehingga IPK nya tinggi?
DIALOG 7 Suparno Dewan Dakwah : Apa sistem yang dapat memberantas korupsi di Indonesia?
DIALOG 8 Meneruskan hasil survei TII dan mempublikasi tentang apa yang dilakukan pemerintah kota yang memiliki IPK tinggi.
DIALOG 9 DEDI : TII ini antek asing atau bukan?
DIALOG 10 KOPAK (Syarif Hidayat) : Mengajak PNS untuk tidak korupsi, tapi belum ada PNS yang mendaftar, termasuk Sabar Simamora yang tadi bicara sangat reformis di forum ini.

Kamis, 18 November 2010

Bercanda Dengan Anak


Ulasan Pendek Dadang Kusnandar

MEMANDANG bulan di pekarangan rumah, duduk di kursi kayu sambil nyanyi lagu anak terbayang lagi malam ini. Ketika itu anak saya berusia 4 - 5 tahun. Kami duduk menjulurkan kaki ke teras yang langsung menghadap gang kecil tapi sibuk. Kalau lelah, kami menjuntaikan kaki ke tanah.

Anak saya melantunkan lagu AMBILKAN BULAN. Riang nian Leila melantunkan lagunya. Irama lagu yang mudah dicerna, nada yang indah memungkinkan anak menyukainya. "Ambilkan bulan bu, ambilkan bintang bu.... Di langit bulan bersinar, cahyanya sampai ke bumi....." Dan kami pun tertawa ketika lagu itu disisipi joke : ambikan bulan bu, lalu : ambil sendiri

Gang Anggrek yang ramai dilintasi motor, jadi pemandangan dan keasikan sendiri. Kami tebakan, "Sayang, motor yang mau lewat ini, pengendaranya pake helm ga?". Seperti opsi B - S (Benar - Salah). Kalau Leila nebak pake, saya tidak ~dan sebal...iknya. Betapa senangnya Leila saat tebaknya tepat. Artinya saya salah. Dia pun gembira mengalahkan bapaknya.

Tebakan ini membuat pengendara motor terheran-heran, kendati tak bertanya. Ah, kami cuek saja. Yang penting riang dan menghibur

Dalam bahasa lama, anakmu kelak akan jadi apa bukan kamu yang menentukan. Orang tua hanya mengarahkan dengan pendekatan emosional dan kasih sayang. "Anakmu bukan anakmu," kata Gibran mendekatkan jarak masa depan anak, karena mereka adalah anak jamannya. Bukan jaman kita lagi.

Dalam bahasa agama, "antum 'alamu bi umuri dun'yakum", artinya kamu (anak2ku) lebih tahu dunia (masa depan) mu. Saya kira ada tafsir imajinatif dari ujaran Nabi Muhammad saw ini yang mengharuskan kita memberi keleluasaan anak membentuk karakter dan pilihannya. Dalam hubungan ini, kedekatan emosional dan kasih sayang sejak kecil sangat penting dihadirkan..

Maka hadirkan kedekatan dengan anak melalui cara sederhana, murah dan mudah. Tak usah risau akan finansial yang minimize. Sepanjang masih ada waktu bercengkrama dengan anak, sepanjang kedekatan emosional dan kasih sayang ~waktu kita yang se..dikit dan berharga itu, HARUS diluangkan bagi anak.

Jikalau kita renungkan lebih dalam, komunikasi efektif antargenerasi mampu membentuk karakter anak di kemudian hari.

Selasa, 16 November 2010

TARI BATIK CIREBON

Tari Batik Cirebon

Sriwijaya Post - Selasa, 16 November 2010 21:40 WIB

TARI Batik Cirebon yang akan disajikan di FKN Palembang oleh Dadang Kusnandar, penulis lepas yang tinggal di Cirebon, Jawa Barat di Sanggar Sekar Pandan, sebuah sanggar kecil di samping Pasar Jagasatru Cirebon, menyimpan potensi luar biasa dalam kreativitas kesenian.

Bagi publik kesenian Cirebon, nama Sekar Pandan (SP) sangat akrab. Selain karena tangan dingin Elang Heri Komarahadi (38), SP senantiasa pentas di berbagai panggung pertunjukkan kesenian. Tak hanya itu, semasa hidupnya instruktur tari Topeng Cirebon di SP adalah Sudjana Ardja (alm), maestro topeng slangit.

Inu Kertapati (35) putra Sudjana Ardja, juga melatih tari topeng di SP. Kreasi kesenian, terutama tari jadi ciri khas SP. Tari Topeng Beling dan Tari Batik misalnya. Itu diciptakan bang Heri (panggilan akrab Heri Komarahadi), awal tahun 2010 yang menggambarkan pengrajin Batik Cirebon yang sedang membatik.

Ide dasar penciptaannya berawal sejak batik Indonesia -- sudah pasti termasuk batik Cirebon-- ditetapkan Unesco sebagai kekayaan kultural Indonesia. "Ini bagian dari tanggung jawab moral saya untuk lebih mengenalkan batik cirebon," papar Bang Heri.

Penampilannya yang sederhana, ditambah keakrabannya dengan seluruh anggota komunitas SP, Bang Heri tak segan turun tangan langsung mengerjakan ide kreatifnya. Kedekatan personal dan emosional itulah bekal utamanya merampungkan sebagian obsesinya.

Kembali ke Tari Batik. Tari ini kali pertama disajikan kepada publik kesenian di Cirebon pada bulan Juli 2010. Tari Batik mengadopsi ragam gerak lenyep (halus) ala Tari Serimpi. Diiringi gamelan berlaras pelog yang pentatonik, tarian ini gemulai.

Pada publikasi tari ini akhir Juli lalu di Cirebon, saya tidak melihat gerak dinamis dan energik. Kala itu enam penari perempuan berkebaya dan berkebaya batik dan berselendang tipis menari gemulai. Seperti kata bang Heri, tari ini menggambarkan pekerja perempuan yang asik melukis kain, menorehkan cat dari canting, dan semua kegiatan membatik. Gamelan yang mengiring tari batik terdiri atas bonang kemnya, dua buah saron, penerus ketuk, gong, kecrek dan kenong kendang. "Jadi mana mungkin membatik digambarkan dengan gerak tari dinamis dan energik?" kata Bang Heri saat itu.

Tari Batik dengan filosofi batik tradisional/ batik tulis merupakan kepedulian instruktur dan pencipta tari ini kepada kekayaan lokal. Kecenderungan memilih batik tulis, tentu bukan tanpa alas an. Maraknya produksi batik cap, malah menggunakan mesin lebih canggih pada satu sisi merupakan ”ancaman” terhadap keberadaan batik tulis (sebut saja batik tradisi).

Berangkat dari asumsi ini, tari batik kreasi bang Heri menggambarkan kesungguhan sang seniman kepada seni tradisi. Ia tidak ingin batik hanya ada dalam bentuk kain melainkan juga dapat diadaptasikan ke dalam bentuk tari tradisi.

“Perpaduan batik tulis dengan tari batik, bagi saya ialah ide brilian seniman kami”, tanggap Sultan Kacirebon H Abdul Gani, awal November 2010.

Sembari menyaksikan persiapan Festival Keraton Nusantara di Palembang akhir bulan ini, Abdul Gani juga ikut berlatih kirab prajurit. Tentu saja dalam posisi sebagai sultan yang menyerahkan sebilah pedang kepada panglima kirab.

Sanggar Sekar Pandan berlokasi di area Keraton Kacirebon. Sanggar ini dapat ditempuh dari Jalan Pulasaren serta samping Pasar Jagasatru, di situ diterakan nama Gang Sekar Pandan.



(DAPATKAN ARTIKEL INI DI Sripoku.Com)

Senin, 15 November 2010

Kami Kehilangan Abah

In Memoriam KH Syarif Usman bin Yahya bin Syekh :


Oleh Dadang Kusnandar


PIALA Dunia sepak bola 2010 melenggang. Santri dan ustadz Ponpes Kempek Ciwaring Cirebon menyaksikan teknik sepak bola terkini, lewat infokus yang disorot ke layar 3 x 4 meter di halaman pondok. Johandi menyediakan itu untuk hiburan gratis karena Abah Ayip, panggil KH Syarif Utsman Yahya bin Syekh. Sebagai mantan santri Kempek yang rajin silaturahmi kepada Ayip, Johandi tiga kali mengajak saya menemui abah. Perbincangan pun melebar ke mana suka.

Abah juga suka nonton sepak bola. Namun karena saat itu dilanda sakit dan kudu berobat kepada dokter dan atau ahli pengobatan alternatif, abah nonton World Cup di televisi 21 inchi dekat tempat tidur. Di ruang keluarga itu abah bertutur banyak hal. Sepak bola, ketangguhan perempuan tua yang tetap bekerja jadi tukang cuci rumah ke rumah meski anak sulungnya telah kerja dan jadi sarjana S1. Pun bicara seorang gadis yang kabur dari rumah bersama pacar lelaki yang kenal lewat jejaring sosial facebook.
Obrolan kami sembari menanti lincahnya permainan sepak bola cantik Brasil dengan maskot Kaka, atau kelihaian diving Christiano Ronaldo yang saat itu terekam kamera dalam adegan replay, juga Lionel Messi yang ditunggu menjebol gawang lawan; abah lebih suka menyimak obrolan kami. Kecuali bila ditanya, abah menjawab dengan pendekatan ilmu mantiq/ diplomasi ala pesantren yang lazim di kalangan kiai Nahdatul 'Ulama (NU). Tentu saja kami terdiam mendengar jawaban atau urun rembug abah pada obrolan.

Rokok nan berasap, juadah, teh manis, kopi yang tersaji di meja ruang tamu, jadi saksi keakraban kiai dengan santri. Tak ada perlakuan diskriminatif serta hirarki feodal. Fresh and funny, demikian yang saya rasa dalam obrolan bareng abah.

Tapi abah sakit saat itu. Susah tidur, kaki kanan kadang susah bergerak, mudah lelah dan dalam perawatan rutin dokter. Kami selain nonton bareng sepak bola, juga menemani abah sampai beliau tidur.

Tak berani kami mengusik bila abah tertidur. Lucunya abah bercerita, "Jo, isun bisa turu lali baka ana swara ribut putu lanang." Johandi, saya bisa tidur lelap kalau ada suara bising cucu laki-laki. Jelas kami heran. Kata abah, ia suka rewelnya anak-anak, kadang rindu keusilan sang cucu.

Sepak bola World Cup 2010 bagi keluarga Ponpes Kempek pun menggoreskan kelucuan lain. Siswa kelas 5 SD spontan mengunci diri tak mau makan dan tak mau sekolah, bahkan ia menangis. Orang tuanya jelas bingung tidak tahu apa masalah anaknya lantaran tidak menjawab tanya orang tuanya. Usut punya usut, menurut sahabat SD nya, anak itu menangis karena Brasil kalah oleh Belanda di putaran keempat. Kami tertawa. Bukan cuma melihat kelakuan anak kecil penggila sepak bola saja, melainkan sepak bola telah menyihir ratusan juta manusia tanpa kenal usia. Di film ada kategori tontonan untuk segala umur. Dan sepak bola mendahului kategorisasi tingkat usia penonton.

Pertemuan kali pertama dengan abah berlangsung awal 1999 di Pondok Pesantren Kempek. Kala itu jelang Pemilu legislatif oleh teman dari Karangsambung Arjawinangun, ada undangan buat menghadiri bincang politik ala NU. Perhelatan di mesjid itu... mengantarkan abah menjadi Anggota DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Pertemuan kedua dengan abah di Ponpes Dar al Tauhid Arjawinangun pada diskusi tahun 2001. Abah jadi narasumber bersama Kang Inu (KH Ibnu Ubaidillah), Kang Chozin Nasuha, Kang Husen Muhammad, Kang Affandi Mokhtar, dan Kang Ahsin Muhammad. Kendati ada tiga anggota legislatif dari PKB ~abah di DPR RI, Kang Inu di DPRD Jawa Barat, dan Kang Husen di DPRD Kabupaten Cirebon~ diskusi itu bertajuk pemikiran islam terhadap teks sosial mutakhir. Bersama Ahmad S Alwy, Eman Sulaeman Syahri, Miqdad Husen kami diantar jemput oleh Nuruddin Siraj (Anggota FPKB di DPRD Kabupaten Cirebon) dengan mobil. Maka diskusi kali itu tidak politis namun pure wacana kekinian.

Abah Ayip menyampaikan materi kapitalisme (? maaf bila keliru) dalam pandangan islam. Tahun 2000 usia kami belum 40, and so suka menimpali paparan nara sumber pada diskusi itu. Kami tergabung dalam grup diskusi Gerbang Informasi yang suka sharing dengan Kang Chozin Nasuha. Sekali sebulan mengundang kiai jadi narasumber.

Perkenalan dan silaturahmi dengan abah pun terputus. Dan World Cup 2010 mempertemukan saya lagi dengan abah. Atas jasa pengusaha Johandi usai menyaksikan latihan gabungan Barisan Serbaguna (Banser) di Talun Kabupaten Cirebon.

Cirebon Minggu 7 November 2010 sekira pukul 19.30 WIB di Thousand One Coffe Shop di Kalibaru Selatan Cirebon, Andi fotografer Kabar Cirebon menyampaikan kabar duka itu. Saya terhenyak. Semeja dengan Tarno Rimbo penggiat Teater Dugal Unswagati dan Leila anak saya, Andi mengabarkan kepergian abah. "Kang Ayip Usman Pesantren Kempek meninggal sore di RSU Sumber Waras Ciwaringin," ujar Andi. Spontan saya jawab, “Innalillahi wa inna ilaihi roji`un”. Sejenak wajah bersih itu terbayang ketika malam berbincang pelbagai hal dengan beliau. Ah, Ranjang besi warna hijau muda yang digunakan abah di ruang keluarga pun terlintas dalam ingatan.

Kami kehilangan abah bukan karena makin langkanya kiai yang rendah hati dan cerdas menganalisis masalah. Bukan karena abah pimpinan ponpes. Namun lantaran abah mengajarkan kami (untuk saya sekira enam kali pertemuan dan hanya ngobrol) sikap egaliter, fraterneit, dan liberet sesuai tiga kata kunci demokrasi paska Revolusi Prancis tahun 1789 yang mengguncang itu. Pun karena abah tetap rasional menghadapi hidup, itu kami tahu saat abah berobat ke dokter bukan melalui segelas air bening yang dibacai ayat suci dan do'a berbahasa arab. Kami kehilangan abah karena belum sempat merekam pengajianmu. Kami kehilangan abah karena belum puas meneguk ilmu dari lisanmu.

Tapi Allah swt Sang Mahaagung memanggilmu kembali. Sesungguhnya dari Allah kita dating dan kepada Allah kita kembali.

Kami sedih abah. Semoga abah di alam ketiga menjumpa kebahagiaan sebagaimana didapat di dua alam sebelumnya. Amin....